twitterku

Pages

Sabtu, 12 Mei 2012

CO OPERATIVE LEARNING STRATEGY


Oleh : M. Rozali, Pahrurrozi dan Marniati ( Mhs Pascasarjana Undiksha)
tugas metode pembelajaran bahasa
Notion
Metode kooperatif learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model kooperatif juga dapat di artikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu jenis pembelajaran dari kelompok model pembelajaran sosial, model pembelajaran ini mengutamakan kerjasama antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hasan, 1996).
Dalam kegiatan belajar kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya

Theoritical supports
Metode kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Hasan, 1996).
Slavin (1984) mengatakan bahwa model belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat hiterogen.
Cooperative learning increasing students on problem solving tasks, and concluded that  they did better simply, because they pooled the problem solving abilities of their members” (Stahl, 1994 ).
Stahl (1994) mengatakan bahwa model pembelajaran model kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat yaitu “getting better together”, atau raihlah yang lebih baik secara bersama-sama".

Disamping itu, model kooperatif juga sering di artikan sebagai suatu motif-motif bekerja sama, di mana setiap individu dihadapkan pada preposisi dan pilihan yang mesti diikuti, apakah memilih sikap bekerja secara bersama-sama, berkompetisi, atau individualis.

Model belajar kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar kooperatif mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang di hadapi

b. Karakteristik Model Kooperatif
Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut menurut Stahl (1994), meliputi :
            a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
            Artinya sebelum menggunakan strategi pembelajaran ini, guru hendaknya mulai dengan merumuskan tujuan pembelajarannya dengan jelas dan spesifik.
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
            Guru hendaknya mampu mengkondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas.
c. Ketergantungan yang bersifat positif
            Untuk mengkondisikan terjadinya interdependensi diantara  siswa  dalam  kelompok  belajar,  maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran, sehingga siswa  memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya.
d. Interaksi yang bersifat terbuka
            Dalam kelompok belajar interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti itu akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.
e. Tanggung jawab individu
            Salah satu dasar penggunaan model kooperatif dalam pembelajaran adalah bahwa keberhasilan belajar itu akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik bilamana dilakukan dengan bersama-sama.
f. Kelompok bersifat heterogen
            Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat hiterogen, sehingga interaksi kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda.
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
            Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja dalam kelompok sebagai suatu kelompok kerjasama.
c. Tipe dan Jenis Model Kooperatif
1.  Student Teams- Acchievement Divisions (STAD)
 Tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di universitas John Hopkin merupakan salah satu model pembelajaran Cooperative yang paling sederhana, dan merupakan salah satu model yang banyak di gunakan dalam modep pembelajaran cooperative. Slavin (1995) menjelaskan bahwa pembelajaran cooperative dengan model STAD siswa di kelmpokkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya. Guru dahulu menjajikan materi baru dalam kelas, kemudian anggota tim mempelajari dan berlatih untuk materi terbut dalam kelompok mereaka yang biasanya bekerja berpasangan. Mereka melengkapi lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah dan mengerjakan latihan. Tugas-tugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis yang harus di kerjakan oleh siswa secara individu.
            Setiap anggota kelompok harus memberikan skor yang terbaik kepada kelompoknya dengan menunjukkan peningkatan penampilan dibanding dengan sebelumnya atau mencapai nilai sempurna. Kelompok yang tanpa memiliki anggota-anggota yang meningkat nilainya dan menghasilkan skor yang sempurna tidak akan menang atau mendapat penghargaan.
b. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan model pembelajaran model STAD terdiri dari lima tahap yaitu (a) persiapan pembelajaran; (b) penyejian materi; (c) belajar kelompok; (d) tes; (e) penentuan skor peningkatan individual; dan (f) penghargaan kelompok. Tahap-tahan belajara cooperative dalam model STAD sebagai berikut:
Tahap satu: persiapan pembelajaran
a.   Materi
Materi pembelajaran dalam cooperative dengan menggunakan model STAD di rancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran di buat lembar kegiatan siswa atau LKS yang akan di pelajari kemlompok, dan lembar jawaban serta lembar kegiatan tersebut
  1. Menempatkan siswa dalam kelompok
Menempatkan siswa kedalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang dengan cara mengurutkan siswa dari atas kebawah berdasarkan kemampuan akdemiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut di bagi menjadi empat bagian. Kemudian diambil satu siswa dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang sudah terbentuk diusahkan berimbang selaian menuruk kemampuan akademik di usahkan berdasarkan jenis kelamin dan etnis.
  1. Menentukan skor dasar
Skor dasar merupakan skor rata-rata pada kuis sebelumnya. Jika mulai menggunakan STAD setealah emberikan tes kempaun prsayarat per tes pengetahuan awal, maka skor tes tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar. Selain skor tes kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, nilai siswa pada semestes sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar.
Tahap dua: penyajian materi
Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20 sampai empat puluh menit setiap pembelajaran dengan model ini selalu di mulai dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum menyajikan materi pembelajaran guru dapat mulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berccoopertaive, menggali pengetahuan prasayarat dan sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model ceramah, tanyajwab, diskusi dan sebagainya disesuaikan dengan ini bahan ajar dan kemampuan pebelajar.
Tahap tiga : kegiatan belajar kelompok
            Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas dan lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar setiap kelompok, dengan tujuan agar terjalin kerjasama diantara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban di serahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setelah menyerakna lembar kegiatan dan lembar tugas guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar kelompok dari model STAD. Setiap siswa mendapat peran pemimpin angota-anggota did ala kelompoknya dengan harapan bahwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai  pembicaraan dalam diskusi.
            Pada awal pelaksanaan kegiatan kelompok model STAD di perlukan adanya diskusi dengan siswa tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam kelompok. Hal-hal yangperlu dilakukan pebelajar untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelomponya, misalnya (1) menyakinkan anggotanya kelompoknya telah mempelajari materi; (2) tidak seorangpun menghadirkan belajar sampai semua anggotanya menguasai materi; (3) meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk menjelaskan masalah sebelum menanyakan kepada pembelajar atau gurunya; (4) setiap anggota kelompok berbicara secara sopan satu sama lain, saling menghormati dan menghargai.
Tahap empat: pemeriksaaan terhadap hasil kegiatan kelompok
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok.Pada tahap kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, pada tahap ini pula dilakukan pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.
Tahap lima : siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual
Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak diperkenankan bekerjasama.
Tahap enam : pemeriksaan hasil tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar skor peningkatan setiap individu, yang kemudian dimasukan menjadi skor kelompok. Peningkatan rata-rata skor setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok
Tahap tujuh : penghargaan kelompok
Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian dihitung skor peningkatan individual berdasarkan selisih perolehan skor kuis terdahulu (skor dasar) dengan skor kuis terakhir. Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh Slavin (1995) sebagai berikut,
(1).   Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar                        5 poin
(2)    10 poin di bawah sampai satu poin di bawah skor dasar      10 poin
(3).   Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar                        20 poin
(4).   Lebih dari 10 poin skor dasar                                                30 poin
(5).   Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)       30 poin
            Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
            N 1  =     
Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:
1.   Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15 sebagai kelompok baik
2.   Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20 sebagai kelompok hebat
3.   Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25 sebagai kelompok super
            2.  Tipe Teams-Games Tournaments (TGT)
            TGT adalah suatu model pembelajaran  yang di dahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dcengan memberikan sejumlah pertanyaaan kepada siswa. Setelah itu, siswa pindah ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua reakan kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok lain.
            Kegiatan model pembelajaran dengan TGT meliputi bebarapa tahap: kegiatan 1 dan 2 sama dengan tahap STAD. Model TGT tidak menggunakan tes individual, tetapi menggantikan dengan turnamen yang dilakukan terdahulu dengan membentuk kelompok baru. Pembentukan ini dilakukan dengan cara mengelompokan siswa yang berkemampuan sama dan setiap kelompok dikumpulkan ke dalam satu kelompok baru. Anggota kelompok baru kemudian menempati meja turnamen dan selanjutnya memualai permaianan. Aturan penilaian adalah dengan memberikan bonus poin yaitu setiap skor tertinggi yang di peroleh anggota pada setiap meja turnamen di beri bonus 20 poin, setiap skor tertinggi yang kedua pada setiap meja turnamen menerima bonus 17 poin, setiap skor tertinggi yang ketiga pada setiap meja turnamen menerima bonus 14 poin, dan skor terendah pada setiap meja turnamen menerima 10 bonus poin. Masing-masing anggota membawa perolehannya kembali kelompok semula, dan bersama-sama anggota yanh lain menymbangkan poin untuk kelompoknya. Pengghargaan kelompok di berikan berdasarkan perolehan poin kelompok. Seperti juga pada model STAD, diberikan tiga jenjang penghargaan kelompok dan hasilnya dapat diumumkan dikelas atapun pada papan pengumuman sekolah.
Kelompok A















Skema 2.2: Skenario turnamen TGT ( Adaptasi Slavin, 1995)
3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelarated Instruction)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Langkah-langkah pmbelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.
a.    Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.    Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d.    Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.    Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.     Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.    Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya  (terkini).

4. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)
Pembelajaran kooperatif  tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatanpemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materipembelajaran.. Langkah-langkah penerapan NHT:
a.    Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.    Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal.
c.    Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama.
d.    Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.
e.    Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor(nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
f.     Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
g.    Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual
a.     Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).

5. Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk. Langkah-langkah dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut:
a.    Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 - 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik  tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji).
b.    Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c.    Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d.    Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
e.    Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran
f.     Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Hamalik (1991:23) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tujuan dirangkum oleh setiap anggota kelompok, jadi tujuan pembelajaran hanya mungkin tercapai jika ada kerjasama antara anggota kelompok. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti bimbingan guru pada saat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentase hasil akhir kerja kelompok dan evaluasi tentang materi yang mereka pelajari dan _ember penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Implementation in real classroom
Enam tahap pembelajaran kooperatif itu dirangkum sebagai berikut:
Tahapan
Tingkah laku guru
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar
Tahap 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi dengan jalan demontrasi atau lewat bahaan bacaan
Tahap 3
Mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien
Tahap 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Tahap 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi  hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6
Memberi penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok



0 komentar:

Posting Komentar

 

lagu

Sample text

Sample Text