Wednesday, 1 January 2014+++by Nuruddin
Setiap manusia di tahun baru 2014
tentu punya resolusi ingin mendapatkan kesenangan/kebahagiaan sepanjang
hidupnya tanpa ada kekurangan atau kesusahan yang dialami. Hakikat hidup
manusia, Allah memang ciptakan manusia dalam keadaan bahagia, susah, sedih,
kaya, miskin, kurang, cukup dan sebagainya namun allah ciptakan keadaan itu
semua agar manusia bisa bekerja keras, tekun, istikomah dan penuh syukur atas
keadaan yang diberi.
Tidak ada manusia yang selalu bahagia
atau senang meskipun ia terlahir dari keturunan kaya raya dan sebaliknya
manusia tak akan selamanya susah meskipun ia terlahir dari keturunan orang
susah/miskin.
Ada satu kisah yang masih saya ingat
ketika masih bersekolah dulu bahwa diceritakan ada seorang sahabat atau orang
dekat dengan seorang kiyai biasanya kemana-mana kiyai ini pergi mesti sahabat
ini ikut sebagai pengiring. Sebetulnya sahabat ini adalah sahabat yang
tergolong mampu/cukup harta namun setiap hari bertemu atau datang menghadap
sang kiyai, sahabat ini selalu mengatakan "saya lagi susah pak kiyai"
namun sang kiyai manggut-manggut saja tanpa berucap begitu seterusnya, pokoknya
lebih banyak kata susah yang keluar dari sahabatnya ini. Sebetulnya sahabat ini
tidak dalam keadaan susah karena ia adalah orang mampu namun dalam hatinya dia
mengatakan susah itu agar ia setiap hari di do'akan oleh sang kiyai agar bisa
menjadi orang kaya/ tidak susah lagi karena sahabat ini tau bahwa do'a sang
kiyai sangat mujarab untuknya. Namun seiring dengan perubahan waktu jam ke
hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun sahabat ini senantiasa
mengabdi untuk sang kiyai dengan gaya yang semula berkata susah dihadapan
kiyai.
Mengucapkan keadaan/rasa susah terus
menerus itu adalah sugesti, do'a dan merupakan pikiran negatif yang bisa
merugikan orang yang mengucapkannnya. Apa yang terjadi pada sahabat yang
mengharap dido'akan sang kiyai agar bisa terlepas dari rasa susah dan menjadi
orang kaya raya malah yang terjadi sebaliknya tanpa sang kiyai doakan sahabat
ini menjadi orang miskin atau susah yang sebenarnya harta yang ia miliki satu
demi satu hilang dan pada akhirnya ia tak bisa lagi menjadi sahabat yang
senantiasa mengiringi kemana sang kiyai pergi mengaji dan hidupnya menjadi
orang susah selamanya karena kata-kata nya sendiri.
Allah berfirman :"Dan apabila
Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah dia serta menjauhkan diri
(dari bersyukur) dan apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berdoa merayu dengan
panjang lebar." (Q.S Fussilat : 51)
Mari kita menjadi manusia
optimis/penuh harap dan berkata yang baik.
Wallahu a'lam bissawab
0 komentar:
Posting Komentar