By
Nuruddin,M.Pd*
Pendahuluan
Istilah kepemimpinan
atau dalam bahasa inggris di sebut leadership
yang berasal dari akar kata lead yang
berarti mempimpin atau mengetahui. Sedangkan dalam bahasa arab disebut dengan
al-Qiyadah. Kepemimpinan sangatlah identik dengan kelompok/organisasi.
Tiada
organisasi tanpa pemimpin. Courtois berpendapat bahwa “kelompok tanpa pemimpin
seperti tubuh tanpa kepala , mudah menjadi sesat, panic, kacau, dan anarkis”.
“Sebagian besar umat manusia memerlukan pemimpin , bahkan mereka tidak
menghendaki yang lain daripada itu”, demikian pendapat Yung.
Dalam
beberapa pengertian organisasi ditegaskan adanya kepemimpinan salah satu factor
organisasi. Misalnya pendapat Ralph Currier Davis yang menyatakan “Organization is any group of
individual that is working toward some common and under leadership”.(Organisasi
adalah salah satu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di
bawah kepemimpinan). John Price Jones menyatakan “In simple term. Organization is an united group
of people working for a common goal, under common leadership, and with the
proper tools”. (Dalam kata-kata yang lebih sederhana, organisasi
adalah sekelompok yang bersatupadu bekerja untuk satu tujuan bersama di bawah
kepemimpinan bersama, dan dengan alat-alat yang tepat)
Maju
mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, tumbuh kembangnya
organisasi, mati hidupnya organisasi, senang tidaknya orang bekerja dalam suatu
organisasi, serta tercapai tidaknya tujuan organisasi , sebagian ditentukan
oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang
bersangkutan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin hanya dapat
menjalankan kepemimpinannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sebagian
besar pekerjaan dilakukan oleh para bawahannya atau anggotanya, tetapi yang
akan dikenal adalah pemimpin itu.
Pengertian
Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering
disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus,
penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan
menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan suatu organisasi. Menurut Hikmat (2009: 249), kepemimpinan adalah
proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat
dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal
atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada
orang-orang yang dipimpinnya. Owen dalam Sudarmiani (2009: 33) menyimpulkan
kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua
orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan
berbuat sesuai yang diinginkan.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama
dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281).
Kepemimpinan atau leadership
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama
sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam
manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti darimanagemen.
Di
dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki
kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak
orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan
untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Banyak
definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan
dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus
ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan
aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell
mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan
pengikut.
Langkah
Pemimpin Meningkat kan Kinerja Bawahannya
Ada lima tahapan yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin untuk meningkatkan kinerja orang-orang yang dipimpinnya:
Ada lima tahapan yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin untuk meningkatkan kinerja orang-orang yang dipimpinnya:
1.
TELL : sampaikan dengan jelas apa yang
harus mereka lakukan
2.
SHOW : tunjukkan caranya
3.
TRY : beri kesempatan mereka untuk
mencoba
4.
OBSERVE : amati hasil yang dicapai atau
proses yang dilakukan
5.
PRAISE and REDIRECT : berikan
pujian yang tulus untuk setiap kinerja atau kemajuan yang dicapai, atau arahkan
ke hal-hal yang menjadi kekuatan mereka jika mereka tidak berhasil dalam tugas
tertentu.
Tugas utama seorang pemimpin adalah memastikan bahwa
semua orang dalam organisasinya senantiasa berupaya untuk menjadi lebih baik
dan senantiasa belajar, berubah, dan bertumbuh. Ukuran yang dipakai oleh
seorang pemimpin adalah apakah orang-orang yang saya pimpin menjadi lebih baik
dan lebih baik setiap waktu.
Teori
Kepemimpinan
Munculnya seorang pemimpin ditimbulkan
oleh bermacam-macamam hal, secara garis besar dapat disebutkan dalam tiga
teori, yiatu :
1.
Teori
Genetis. Teori ini menyatakan sebagai berikut :
a.
Pemimpin
itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang
luar biasa sejak lahirnya.
b.
Dia
ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun
juga.
2.
Teori
Sosial (Lawan teori genetic), yang menyatakan sebagai bertikut :
a.
Pemimpin
itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
b.
Setiap
orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta
didorong oleh kemauan sendiri.
3.
Teori
Ekologis atau Sintesis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih
dahulu).
Teori
ini menyatakan bahwa Seseorang akan sukses menjadi seorang pemimpin, bila sejak
lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan
tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Pemimpin
mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik
dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dari
orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe
kepemimpinannya. Dan atas dasar ini lahir pulalah apa yang disebut dengan
tipe-tipe kepemimpinan, sebagai berikut :
1.
Tipe
Kharismatis.
Tipe
kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah
dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam
waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini
misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama
pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
2.
Tipe
Paternalistik
Tipe
ini adalah tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain
sebagai berikut :
a.
Dia
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan.
b.
Dia
bersikap terlalu melindungi (overly protective)
c.
Jarang
memberikan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri
d.
Tidak
pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bernisiatif.
e.
Hampir
tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya atau pengikutnya untuk
mengembangkan imajinasi, dan daya kreatifitas mereka sendiri.
f.
Selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
3.
Tipe
Militeristis
Tipe
ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh
gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan militeristis berbeda dengan tipe
kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat kepemimpinan yang militeristis
antara lain adalah :
a.
Lebih
banyak menggunakan system perintah/komando.
b.
Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.
Sangat
menyenangi formalitas, tanda kebesaran dan lain-lain.
d.
Menuntut
adanya disiplin keras dan kaku.
e.
Tidak
menghendaki usul, saran, sugesti dan kritikan dari bawahan.
f.
Komunikasi
hanya berlangsung satu arah.
4.
Tipe
Otokratis
Kepemimpinan
Otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus
dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man
show. Dia berambisi sekali merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya.
5.
Tipe
Laissez Fair
Tipe
kepemimpinan ini Sang Pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan Pemimpin
Simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.
6.
Tipe
Demokratis
Tipe
ini adalah tipe kepemimpinan yang berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada
diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan tipe kepemimpinan ini bukan
terletak pada individu pemimpinnya, tetapi pada partisipasi aktif dari setiap
warga kelompok.
Cara
Menjadi Pemimpin
Ada
beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya adalah:
1.
Dengan jalan warisan
Pemimpin
semacam ini diperoleh melalui garis keturunan seperti pemimpin dalam kerjaan
2.
Dengan jalan
membentuk diri sendiri
Orang-orang
yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki
prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya
sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri
secara baik.
3.
Melalui
pemilihan orang banyak
Biasanya
hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja,
organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih
orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga
tahun, dan seterusnya.
4.
Melalui
penunjukan
Pada
kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi
pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi
yang bersangkutan.
5.
Melalui
kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam
hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
a.
Dari atasan ditunjuk beberapa calon
pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon
tersebut.
b.
Para anggota memilih beberapa calon
pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.
Konsep Kepemimpinan
Menurut
ki hajar dewantara ada 3 konsep kepemimpinan
1.
Ing Ngarso Sung Tulodo
Prinsip
pertama kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tulodo,
di depan memberi teladan. Seorang pemimpin berjalan di depan orang-orang yang
dipimpinnya menuju arah tujuan yang diharapkan
2.
Ing Madyo Mangunkarso
Berarti
seorang pemimpin seharusnya melengkapi setiap anggotanya dengan kemampuan untuk
mengenali potensi dirinya, kemampuan untuk mendayagunakannya, serta kemampuan
untuk belajar guna meningkatkan potensi dirinya secara terus menerus.
Pendeknya, kepemimpinan berarti menginspirasi, memotivasi, dan menumbuhkan
antusiasme kepada diri sendiri atau sesama anggota tim untuk mengoptimalkan
kemampuannya.
3.
Tut Wuri Handayani
Seorang pemimpin baru dapat dikatakan sukses jika walaupun tanpa
kehadirannya secara fisik, organisasinya masih tetap dapat menunjukkan prestasi
dan kinerja yang tinggi. Pemimpin yang hebat membangun organisasinya sedemikian
hingga dapat senantiasa bertumbuh, maju dan berkembang dengan sendirinya.
Pemimpin yang sukses adalah ketika dia dapat menjadi pemimpin bagi kehidupan
dan jiwa-jiwa dari orang-orang yang dipimpinnya.
* Disampaikan di Welcome Freshmen of ESC STKIP Hamzanwadi Selong
* Disampaikan di Welcome Freshmen of ESC STKIP Hamzanwadi Selong
0 komentar:
Posting Komentar