twitterku

Pages

Sabtu, 20 April 2013

Delapan Alasan Kenapa Anda Memilih



Ahad, 21 April 2013
Oleh Nuruddin

Indonesia sebagai negara demokrasi, masyarakat diberikan hak untuk memilih sendiri pemimpinnya dan sebagai warga negara yang baik tentu dalam setiap ajang lima tahunan baik itu pilpres, pilkada, pilwali, pilkades, pilkadus kecuali PilKaBe, tentu memiliki hak untuk memilih salah satu yang terbaik dari pilihan-pilihan yang ada. Memilih salah satu diantara kontestan PIL-PIL tadi akan menjadi penentu dalam masa depan pembangunan di tempat/level yang dipilih tersebut.
Peristiwa memilih itu biasanya hanya terjadi satu kali (jarang terjadi dua kali) dalam setiap pemilihan, dalam menentukan pilihan terbaik tentu harus sesuai dengan nurani sendiri bukan karena yang lain.

Ada delapan alasan kenapa kita memberikan pilihan kepada orang yang kita pilih diantaranya :
1. Alasan Kemampuan Mempimpin
Setiap orang yang menjadi kontestan (peserta dalam pemilihan) maka tentu memiliki rekam jejak (track record) yang baik dalam memimpin sebuah lembaga/institusi baik swasta maupun pemerintahan. Dikala ia menjadi pemimpin kita bisa lihat apa prestasi yang sudah diraih dalam memajukan atau membangun lembaga atau institusi yang dipimpinnya disamping itu pula ia (pemimpin tersebut) juga harus memiliki ilmu dan keterampilan dalam memimpin.

2. Alasan Uang
Sejak pemilihan kepala negara/daerah atau wilayah dilakukan secara langsung oleh rakyat terjadi pergeseran nilai dan makna pilkada, dari hanya sekedar memilih pemimpin terbaik kemudian berubah menjadi ajang jual beli suara (money politic). Tak sedikit pemilih ahir-ahir ini menjual suaranya dengan sejumlah uang. Kalau dikasi uang baru dipilih kalau tidak maka jangan harap dipilih. Paradigma berfikir pemilih sudah mulai terkontaminasi oleh calon yang dipilih menawaarkan sejumlah nominal untuk menarik simpati pemilihnya. Inilah yang kemudian disebut menjadi salah satu indikasi dilakukan penyimpangan apabila yang memberi uang tersebut nanti terpilih untuk memimpin.
Pada hakekatnya apabila pemilih menghargakan dirinya dengan sejumlah uang misalnya dikasi uang 50 ribu lalu dengan uang itu ia memilih orang tersebut itu berarti bahwa harga dari orang itu tak ubahnya sama dengan jumlah uang yang diterima. Kemana harga dirimu kalau dengan dikasi uang segitu lalu memilih pemimpin sebuah negara/daerah/wilayah.

3. Alasan Berhasil Membangun
Ini bagi calon pemimpin yang sudah atau sedang menjabat (incumbent) kemudian maju lagi dalam pemilihan. Alasan ini dikalangan orang berfikir rasional menjadi dasar untuk menentukan pilihan. Setelah mengamati, melihat, mengkaji bahwa capaian keberhasilan atau fakta yang sudah dilakukan oleh orang tersebut selama memimpin terdapat banyak kemajuan dan keberhasilan secara menyeluruh dalam membangun negara/daerah/wilayah yang dipimpinnya maka alasan ini sangat tepat untuk memilihnya kembali sebagai pemimpin untuk periode berikutnya.

4.Alasan Ikut Kelompok/organisasi
Dengan sistem multi partai di Indonesia dan banyaknya kelompok atau oragnisasi masa mau tidak mau pemilih sudah dikotakkan pada kelompok atau oragnisasi tertentu. Setiap kelompok/organsisasi memiliki anggota yang sangat panatik terhadap pimpinan kelompk atau organisasi. Setelah melalu berbagai kajian dan perhitungan yang matang pimpinan sebuah kelompok/organisasi membuat kebijakan untuk mendukung salah satu calon pemimpin yang berlaga dalam pemilihan umum misalnya maka serta merta anggota tersebut mengikuti pimpinan kelompok atau organisasinya. Dalam hal ini anggota oragnisasi tersebut menyerahkan semua keputusan pada pimpinannya. Konsekwensinya adalah apabila sudah masuk dalam sebuah kelompok/organisasi maka anggota harus mengikutinya. Apabila tidak taat atau mengikutinya maka bukan berkelompok atau berorganisasi namanya bahkan berujung pada pemberhentian menjadi anggota.

5. Alasan Tegiur Janji
Dengan melihat, mendengar janji-janji yang di sampaikan kepada pemilih baik itu yang bersipat pribadi misalnya akan dikasi pegang proyek, dikasi jabatan, diangkat jadi apalah namanya, atau yang bersipat kelompok misalnya dijanjikan akan dibuatkan apa saja untuk kepentingan orang banyak atau janji-janji muluk yang akan dilakukan ketika terpilih. Janji-janji inilah yang menggiurkan pemilih untuk mendukung dan memilih calon pemimpin tersebut. Ia rela berkorban baik moral maupun material demi kemenangan calon yang didukunganya.

6. Alasan Keluarga
Memilih calon pemimpin karena alasan mendukung keluarga, di yakini bahwa dengan tetap bersama keluarga ia akan semakin dekat dan keluarganya semakin besar. Banyak mangatakan menang tidak bersama keluarga itu terhina, tetapi kalah bersama keluarga itu terhormat. Dan yang paling beruntung lagi adalah menang bersama keluarga. Banyak pemilih demi keluarga ia akan lakukan apapun demi memenangkan keluarganya dalam pemilihan.

7. Alasan Dendam Pribadi
Banyak pemilih terkadang tak rasional cara berfikirnya dalam menentukan pilihan ia lebih mengedepankan kepentingan pribadinya daripada kepentingan umum atau kemaslahatan orang banyak. Tak sedikit karena kecewa tidak mendapat proyek, tidak dikasi baju, tidak dikasi bantuan, tidak dikunjungi,tidak dapat jabatan, di mutasi ke bagian yang tidak ia inginkan , sudah tidak sama pandangan dan lain sebagainya lalu kemudian ikut menjelek-jelekkan atau membuat fitnah calon pemimpin yang membuatnya kecewa tersebut. Dan yang lebih parah lagi kadang ia suka sama calon-calon pemimpin yang ada namun karena ia bermusuhan dengan salah satu orang dekat atau tim sukses calon tersebut kemudian itu yang membuatnya tidak memilihnya. Jadi dalam hal memilih pemimpin sebaiknya jangan gunakan kepentingan pribadi karena satu suara menentukan masa depan sebuah negara/daerah/wilayah.Jauhkan rasa kecewa atau dendam pribadi ini, berusahalah kelola hati agar tidak terjerumus dalam jurang kekecewaan selamanya. Hidup ini saling membutuhkan satu sama lain.

8. Alasan Memilih Pemimpin Sesuai Anjuran Agama.
Berbicara tentang pemimpin, Allah SWT telah menjelaskan kepada kita bagaimana pemimpin yang baik itu, melalui beberapa contoh kepemimpinan yang Allah ketengahkan dalam kitab-Nya, Al-Qur’an. Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat  bukan sebaliknya. Pemimpin sering juga disebut khadimul ummah (pelayan umat). Menurut istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan masyarakat, bukan minta dilayani.
Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya adalah : Pertama Pemimpin itu beriman kepada Allah dan beramal shaleh. Kedua memiliki niat yang lurus dan hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Ketiga ia tidak meminta jabatan, karena  Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Keempat berpegang pada hukum Allah, ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Kelima Memutuskan Perkara Dengan Adil. Keenam adalah suka menasehati rakyat, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang suka memberiksa nasehat bagi orang lain.Ketujuh Pemimpin harus tegas, ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya. Kedelapan adalah memiliki sikap lemah  lembut terhadap yang dipimpinnya tidak arogan dan selalu berkata baik.

Nah marilah kita memilih sesuai dengan keyakinan kita berdasarkan anjuran agama dan bukti-bukti yang nyata tanpa mengingkari nikmat allah atas keberhasilan pembangunan yang ada. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita agar bisa memilih pemimpin yang terbaik dan mudahan kita juga diberikan pemimpin terbaik untuk memipin negara/daerah/wilayah di masa yang akan datang.
Wallahu a’lam bissawab.
Rensing Bat, 21 April 2013

0 komentar:

Posting Komentar

 

lagu

Sample text

Sample Text