Ahad, 21 April 2013
Oleh Nuruddin
Indonesia sebagai
negara demokrasi, masyarakat diberikan hak untuk memilih sendiri pemimpinnya
dan sebagai warga negara yang baik tentu dalam setiap ajang lima tahunan baik
itu pilpres, pilkada, pilwali, pilkades, pilkadus kecuali PilKaBe, tentu
memiliki hak untuk memilih salah satu yang terbaik dari pilihan-pilihan yang
ada. Memilih salah satu diantara kontestan PIL-PIL tadi akan menjadi penentu
dalam masa depan pembangunan di tempat/level yang dipilih tersebut.
Peristiwa memilih itu
biasanya hanya terjadi satu kali (jarang terjadi dua kali) dalam setiap pemilihan, dalam
menentukan pilihan terbaik tentu harus sesuai dengan nurani sendiri bukan
karena yang lain.
Ada delapan alasan
kenapa kita memberikan pilihan kepada orang yang kita pilih diantaranya :
1. Alasan Kemampuan
Mempimpin
Setiap orang yang
menjadi kontestan (peserta dalam pemilihan) maka tentu memiliki rekam jejak (track record) yang baik dalam memimpin
sebuah lembaga/institusi baik swasta maupun pemerintahan. Dikala ia menjadi
pemimpin kita bisa lihat apa prestasi yang sudah diraih dalam memajukan atau
membangun lembaga atau institusi yang dipimpinnya disamping itu pula ia
(pemimpin tersebut) juga harus memiliki ilmu dan keterampilan dalam memimpin.
2. Alasan Uang
Sejak pemilihan kepala
negara/daerah atau wilayah dilakukan secara langsung oleh rakyat terjadi
pergeseran nilai dan makna pilkada, dari hanya sekedar memilih pemimpin terbaik
kemudian berubah menjadi ajang jual beli suara (money politic). Tak sedikit pemilih ahir-ahir ini menjual suaranya
dengan sejumlah uang. Kalau dikasi uang baru dipilih kalau tidak maka jangan
harap dipilih. Paradigma berfikir pemilih sudah mulai terkontaminasi oleh calon
yang dipilih menawaarkan sejumlah nominal untuk menarik simpati pemilihnya. Inilah
yang kemudian disebut menjadi salah satu indikasi dilakukan penyimpangan
apabila yang memberi uang tersebut nanti terpilih untuk memimpin.
Pada hakekatnya apabila
pemilih menghargakan dirinya dengan sejumlah uang misalnya dikasi uang 50 ribu
lalu dengan uang itu ia memilih orang tersebut itu berarti bahwa harga dari orang
itu tak ubahnya sama dengan jumlah uang yang diterima. Kemana harga dirimu
kalau dengan dikasi uang segitu lalu memilih pemimpin sebuah
negara/daerah/wilayah.
3. Alasan Berhasil
Membangun
Ini bagi calon pemimpin
yang sudah atau sedang menjabat (incumbent)
kemudian maju lagi dalam pemilihan. Alasan ini dikalangan orang berfikir
rasional menjadi dasar untuk menentukan pilihan. Setelah mengamati, melihat,
mengkaji bahwa capaian keberhasilan atau fakta yang sudah dilakukan oleh orang
tersebut selama memimpin terdapat banyak kemajuan dan keberhasilan secara
menyeluruh dalam membangun negara/daerah/wilayah yang dipimpinnya maka alasan
ini sangat tepat untuk memilihnya kembali sebagai pemimpin untuk periode
berikutnya.
4.Alasan Ikut
Kelompok/organisasi
Dengan sistem multi
partai di Indonesia dan banyaknya kelompok atau oragnisasi masa mau tidak mau
pemilih sudah dikotakkan pada kelompok atau oragnisasi tertentu. Setiap
kelompok/organsisasi memiliki anggota yang sangat panatik terhadap pimpinan
kelompk atau organisasi. Setelah melalu berbagai kajian dan perhitungan yang
matang pimpinan sebuah kelompok/organisasi membuat kebijakan untuk mendukung
salah satu calon pemimpin yang berlaga dalam pemilihan umum misalnya maka serta
merta anggota tersebut mengikuti pimpinan kelompok atau organisasinya. Dalam hal
ini anggota oragnisasi tersebut menyerahkan semua keputusan pada pimpinannya.
Konsekwensinya adalah apabila sudah masuk dalam sebuah kelompok/organisasi maka
anggota harus mengikutinya. Apabila tidak taat atau mengikutinya maka bukan
berkelompok atau berorganisasi namanya bahkan berujung pada pemberhentian
menjadi anggota.
5. Alasan Tegiur Janji
Dengan melihat,
mendengar janji-janji yang di sampaikan kepada pemilih baik itu yang bersipat
pribadi misalnya akan dikasi pegang proyek, dikasi jabatan, diangkat jadi
apalah namanya, atau yang bersipat kelompok misalnya dijanjikan akan dibuatkan
apa saja untuk kepentingan orang banyak atau janji-janji muluk yang akan
dilakukan ketika terpilih. Janji-janji inilah yang menggiurkan pemilih untuk
mendukung dan memilih calon pemimpin tersebut. Ia rela berkorban baik moral
maupun material demi kemenangan calon yang didukunganya.
6. Alasan Keluarga
Memilih calon pemimpin
karena alasan mendukung keluarga, di yakini bahwa dengan tetap bersama keluarga
ia akan semakin dekat dan keluarganya semakin besar. Banyak mangatakan menang tidak
bersama keluarga itu terhina, tetapi kalah bersama keluarga itu terhormat. Dan yang
paling beruntung lagi adalah menang bersama keluarga. Banyak pemilih demi keluarga
ia akan lakukan apapun demi memenangkan keluarganya dalam pemilihan.
7. Alasan Dendam
Pribadi
Banyak pemilih
terkadang tak rasional cara berfikirnya dalam menentukan pilihan ia lebih mengedepankan
kepentingan pribadinya daripada kepentingan umum atau kemaslahatan orang
banyak. Tak sedikit karena kecewa tidak mendapat proyek, tidak dikasi baju,
tidak dikasi bantuan, tidak dikunjungi,tidak dapat jabatan, di mutasi ke bagian
yang tidak ia inginkan , sudah tidak sama pandangan dan lain sebagainya lalu
kemudian ikut menjelek-jelekkan atau membuat fitnah calon pemimpin yang
membuatnya kecewa tersebut. Dan yang lebih parah lagi kadang ia suka sama
calon-calon pemimpin yang ada namun karena ia bermusuhan dengan salah satu
orang dekat atau tim sukses calon tersebut kemudian itu yang membuatnya tidak memilihnya.
Jadi dalam hal memilih pemimpin sebaiknya jangan gunakan kepentingan pribadi
karena satu suara menentukan masa depan sebuah negara/daerah/wilayah.Jauhkan
rasa kecewa atau dendam pribadi ini, berusahalah kelola hati agar tidak
terjerumus dalam jurang kekecewaan selamanya. Hidup ini saling membutuhkan satu
sama lain.
8. Alasan Memilih
Pemimpin Sesuai Anjuran Agama.
Berbicara tentang pemimpin, Allah SWT telah
menjelaskan kepada kita bagaimana pemimpin yang baik itu, melalui beberapa
contoh kepemimpinan yang Allah ketengahkan dalam kitab-Nya, Al-Qur’an. Kepemimpinan
adalah amanah, titipan Allah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar
dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang
gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani
rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat bukan
sebaliknya. Pemimpin sering juga disebut khadimul ummah (pelayan umat). Menurut
istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai
pelayan masyarakat, bukan minta dilayani.
Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang
baik diantaranya adalah : Pertama Pemimpin itu beriman kepada Allah dan beramal shaleh. Kedua memiliki niat yang lurus dan hendaklah
saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa
yang telah Allah perintahkan. Ketiga ia tidak meminta jabatan, karena Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin
Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu
meminta untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada
kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan
jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu
akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Keempat
berpegang pada hukum
Allah, ini salah satu kewajiban utama
seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara
diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Kelima Memutuskan Perkara Dengan Adil. Keenam adalah suka menasehati rakyat,
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang suka memberiksa nasehat bagi orang lain.Ketujuh Pemimpin harus tegas, ini merupakan
sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan
berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang
salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah,
SWT dan rasulnya. Kedelapan adalah memiliki sikap lemah lembut terhadap yang dipimpinnya tidak arogan
dan selalu berkata baik.
Nah marilah kita
memilih sesuai dengan keyakinan kita berdasarkan anjuran agama dan bukti-bukti yang
nyata tanpa mengingkari nikmat allah atas keberhasilan pembangunan yang ada. Semoga
Allah memberikan petunjuk kepada kita agar bisa memilih pemimpin yang terbaik
dan mudahan kita juga diberikan pemimpin terbaik untuk memipin
negara/daerah/wilayah di masa yang akan datang.
Wallahu a’lam bissawab.
Rensing Bat, 21 April
2013
0 komentar:
Posting Komentar